28 June 2016

Sudahkah kita tertib berlalu-lintas?

Setiap hari jumlah kendaraan baik sepeda motor maupun mobil atau kendaraan roda empat lainnya bertambah dalam jumlah yang tidak sedikit. Mengacu ke data dari Badan Pusat Statistik kenaikan jumlah kendaraan ini cukup sigifikan, untuk sepeda motor saja misalnya pada tahun 2000 jumlah sepeda motor di Indonesia

tercatat sebanyak 13,5 juta dan pada tahun 2013 jumlahnya menjadi 84,7 juta kendaraan. Jenis kendaraan lain juga tidak jauh berbeda hanya saja secara angka kenaikan lebih kecil. Imbas dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor ini membuat kemacetan jalan raya semakin parah karena tidak diimbangi dengan penambahan jalan raya yang sesuai. Hal ini sangat terasa terutama dikota-kota besar yang berjumlah penduduk besar pula. Kemacetan jalan raya bukan problem yang mudah dicarikan solusinya karena banyaknya hal-hal yang terkait dengan masalah tersebut. Terlepas dari salah siapa dan tanggung jawab siapa masalah kemacetan ini ada hal lain yang terkadang kita tidak menyadari bahwa sebenarnya budaya berlalu-lintas kita sendiri yang menyebabkan kemacaetan semakin parah. Banyak orang mempunya kendaraan bermotor tetapi tidak banyak orang yang mengerti bagaimana menggunakan kendaraan bermotor dijalan raya dengan benar.

Masih banyak pengguna jalan yang secara sengaja melanggar rambu-rambu lalu lintas dengan alasan terburu-buru atau karena tidak ada petugas polantas yang bertugas.

Berikut bebepa kebiasaan pelanggaran lalu lintas yang biasa terjadi, disadari atau bahkan disengaja:

  1. Menerobos lampu merah
  2. Memutar atau berbalik arah tidak pada tempatnya
  3. Melawan arus lalu lintas yang searah
  4. Menerobos palang pintu kereta api

Jika kita mau jujur tentunya kita sadar bahwa perilaku atau budaya melanggar rambu-rambu lalu lintas itu menyalahi aturan, merugikan orang lain, menyebabkan kemacetan dan yang utama adalah membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Selain itu perilaku tersebut akan selalu terwariskan ke generasi selanjutnya sehingga tidak akan pernah ada ujungnya dan bahkan akan semakin parah.
Jika kita sering merasa kesal karena macet atau marah melihat orang melanggar aturan lalu-lintas maka mulailah bertanya pada diri sendiri apakah kita juga seperti mereka. Jika iya maka mulailah dari diri sendiri untuk berubah dengan tidak melakukan pelanggaran mudah-mudahan dengan seperti itu secara perlahan generasi yang akan datang akan lebih baik. Satu hal yang harus diingat adalah kebanyakan orang akan mengikuti perilaku orang yang lain yang dilihatnya pada saat itu misalkan pada kondisi macet jalan dua arah yang semua ruas jalan penuh oleh kendaraan dari salah satu arah saja sehingga seperti jalan one way atau searah. Hal seperti ini biasanya dimulai dari sedikit pengguna jalan yang menggunakan lajur sebelah dan diikuti oleh pengguna jalan lainnya.

Kesadaran setiap pengguna jalan untuk mentaati paraturan lalu-lintas dengan benar akan berdampak positif walaupun mungkin tidak langsung terasa secara signifikan tetapi setidaknya ada perubahan yang lebih baik

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home